Berita  

Masinton-Mahmud Akhiri Kampanye dengan Tonggo Raja dan Doa Bersama

Mengakhiri masa kampanye, Paslon Bupati/Wakil Bupati Tapteng, Masinton-Mahmud (MAMA) nomor urut 2, menggelar Tonggo Raja (upacara adat Batak Toba) dan doa bersama dengan para raja adat dan raja huta, di Katolik Center di Pandan, Sabtu (23/11/2024).

“Setelah KPU menetapkan jadwal kampanye, kami mengawalinya dengan upacara adat Batak dari Bonapasogit (tanah kelahiran) di Kecamatan Pasaribu Tobing. Hari ini, kita menutup kampanye kita juga dengan upacara adat Batak,” kata Masinton Pasaribu.

Masinton didampingi Mahmud menjelaskan, upacara adat seperti ini merupakan salah satu komitmen Masinton-Mahmud terhadap kelestarian adat budaya Batak di Tapanuli Tengah.

Tapteng bisa maju dan berkembang, tetapi tidak boleh melupakan akar budayanya. Sejak kecil diajarkan orang tua, jangan pernah meninggalkan budaya dan adat istiadat sebagai orang Batak.

“Maka pertama kali sekali kami berangkat dari Bonapasogit, kemudian penutupan ini kami berkumpul dengan seluruh raja-raja adat dan raja-raja huta,” kata Masinton.

Masinton menegaskan, filosofi Dalihan Na Tolu dalam adat Batak tak boleh hilang di tengah kemajuan zaman dan teknologi yang terus berkembang hingga saat ini.

“Konsepsi saling hormat, saling menghargai, dan saling mengasihi sesama, merupakan bentuk penghormatan terhadap seluruh umat manusia, apa pun latar belakangnya. Itulah yang kami sebut adil untuk semua,” kata Masinton.

Kalau nanti diberikan kepercayaan oleh masyarakat, Masinton-Mahmud akan memperkuat budaya yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Tapanuli Tengah.

“Jauh sebelum Republik ini ada, raja huta itu sudah eksis di setiap desa. Tetapi sekarang, peran raja huta dalam adat dan budaya mulai terkikis,” katanya.

Ke depan, raja huta akan diberi posisi. Nanti akan diletakkan dalam satu kelembagaan adat, khususnya adat dan budaya Batak.

Masinton mengajak para raja adat dan raja huta untuk berjuang bersama memenangkan Masinton-Mahmud nomor urut 2 pada 27 November 2024 nanti.

“Inilah momentum perubahan untuk mengangkat derajat kemanusiaan dan pembangunan di Tapanuli Tengah. Mengejar ketertinggalan Tapteng dibanding daerah lain,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *