Berita  

Bupati Tapteng Masinton Pasaribu Targetkan 3 Tahun semua SD-SMP Negeri Kondisinya Bagus

Andamdewi – Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu menargetkan, 3 tahun ke depan, seluruh SD dan SMP Negeri di Tapanuli Tengah tidak boleh lagi ada yang kondisinya rusak.

“Target saya, 3 tahun itulah paling lama, 120 lebih SD Negeri dan berapa puluh SMP Negeri itu kondisinya harus sudah bagus,” kata Masinton Pasaribu usai peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di SDN 155710 Lobutua Satu, Kecamatan Andamdewi, Jumat (2/5/2025).

“Saya nggak mau tahu. Meski anggaran kita terbatas, syukur-syukur anggarannya ada nanti kita bisa percepat,” timpalnya.

Bupati Masinton Pasaribu didampingi Wabup, Mahmud Efendi mengungkap, berdasar data dari Dinas Pendidikan Tapteng, 70 persen SD dan SMP dalam kondisi yang mengenaskan.

“Ada yang rusak parah dan ada yang bolong-bolong di bagian atasnya, ada juga yang lantainya bolong-bolong, tempat berkas, buku-bukunya juga nggak jelas,” katanya.

Begitu pun dengan kualitas pendidikan, nanti secara bertahap akan terus ditingkatkan, sehingga anak-anak SMP bisa lulus ke sekolah unggulan.

“Nah, kemarin dari SMA Matauli menyampaikan banyak anak-anak SMP dari Tapteng sulit masuk, karena ternyata kualitas pendidikan kita belum mampu mengikuti standar untuk lulus di SMA unggulan,” katanya.

Maka, ke depan kualitas pendidikan harus ditingkatkan, begitu pun dengan tingkat kesejahteraan para guru atau insentif terhadap guru yang mengajar.

Masinton Pasaribu menambahkan, pihaknya juga sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan Tapteng untuk mencari hari tertentu dalam satu minggu di mana anak sekolah menggunakan selempang ulos.

Tujuannya untuk menjaga supaya akar budaya tidak tercabut. Jadi anak sekolah datang ke sekolah pakai selempang ulos. Disesuaikan dengan karakteristik adat istiadat.

“Kemudian, di wilayah pesisir juga bisa disesuaikan dengan budaya pesisirnya. Biar anak-anak kita tidak lupa dengan budayanya,” kata Masinton Pasaribu.

Begitu pun dengan muatan lokal, yaitu aksara Batak, tentu ini yang menguatkan identitas budaya agar generasi muda bangga dengan budaya dan identitasnya.

Masinton Pasaribu berpesan, sebagai masyarakat yang berbudaya, masyarakat Tapteng jangan pernah mempertentangkan satu suku dengan suku yang lain dan jangan pernah mempertentangkan satu keyakinan dengan keyakinan yang lain.

“Di situlah sikap toleransi kita. Apalagi Opung kita, kakek dan nenek moyang kita itu sudah membangun interaksi dengan dunia luar. Kalau kakek dan nenek moyang kita tidak toleran, maka dia nggak mungkin bisa menerima budaya di luar Tapanuli Tengah,” katanya.

Pantauan di lapangan, kegiatan Hardiknas 2025 di Kabupaten Tapteng diwarnai hujan deras. Usai upacara bendera, acara dilanjut dengan penyerahan piagam penghargaan kepada sejumlah guru berprestasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *