Berita  

Masinton Pasaribu: Bentrok Massa Tak Ada Kaitan Politik, Kok Muncul Pernyataan Dituduhkan ke Kami!

Calon Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu mengatakan, telah disepakati bahwa peristiwa bentrok antar dua kelompok massa di Desa Mela II, pada Selasa (19/11/2024), tidak ada kaitannya dengan politik atau pun Pilkada.

“Kenapa kok muncul pernyataan dituduhkan ke kami! Dan itu disampaikan dalam sebuah konferensi pers,” kata Masinton Pasaribu saat mengikuti rapat konsultasi bersama Forkopimda di Aula Mapolres Tapteng, Rabu (20/11/2024).

Rapat tersebut diinisiasi Pj Bupati Tapteng, Sugeng Riyanta dan Kapolres Tapteng, AKBP Basa Emden Banjarnahor, dihadiri unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda).

Masinton mengatakan, pihaknya selalu mengedepankan rasionalitas dalam berpolitik, dan dia merasa tidak perlu menanggapi hal tersebut.

“Saya diajarkan begitu dari mulai mahasiswa, sampai kemudian saya ikut dalam sejarah pergerakan reformasi dan penegakan demokrasi. Jadi kalau itu orang bodoh, maka tidak perlu ditanggapi, karena kita ikut bodoh. Jadi dua orang bodoh, kan begitu Pak,” kata Masinton.

Masinton pun membenarkan apa yang disampaikan Pj Bupati dan Kapolres Tapteng, bahwa konflik yang terjadi tidak ada hubungan dengan politik, dan saat itu pihaknya beraktivitas dengan agenda seperti biasa.

Dikatakan, sebelum bentrok, ada insiden di RSUD Pandan, dalam hukum perang sekali pun rumah sakit tidak boleh diserang, tidak boleh ada keributan. Tapi ada yang memicu keributan, itulah kemudian yang memicu, inilah titik akumulasi sebetulnya.

“Ada satu orang, satu kelompok yang kemudian merasa dominan, merasa berada di atas hukum. Ini perlu saya tegaskan, kita harus mencari sumber masalahnya. Kita negara hukum Pak. Tidak boleh ada satu orang pun, bahkan presiden sekali pun harus tunduk pada hukum dan konstitusi kita,” kata Masinton.

Menurut Masinton, kontestasi Pilkada adalah siklus yang diatur oleh negara per 5 tahun. Semuanya bisa dievaluasi, maka diadakanlah Pemilu, sebagai sarana masyarakat untuk mengevaluasi, apakah mau lanjut atau berubah.

“Jadi, enggak usah ini dianggap sebagai ajang pertarungan. Ini adalah ajang kompetisi biasa saja. Saya selalu sampaikan, kedepankan rasionalitas, nilai-nilai kebersamaan, dan kebhinekaan kita,” kata Masinton.

Masinton menjelaskan, Tapanuli Tanah dalam sejarahnya adalah tanah peradaban. Karakter dan kultur masyarakatnya cinta damai dan menjunjung tinggi kebudayaan, adat istiadat.

“Nah, tentu kami juga tetap mengedepankan aspek keamanan, karena kami orang yang cinta damai. Kami ingin menjaga kondusifitas,” katanya.

Pihaknya juga ingin, nilai-nilai keberagaman, kemajemukan dalam masyarakat tetap terjaga dengan berbagai dinamikanya.

Masinton mengaku tidak menginginkan Pilkada ternodai dengan hal-hal kecil, dan meminta supaya aparat penegak hukum tegak setegak-tegaknya.

“Kami tidak pernah memulai cara-cara preman, dan kami tidak pernah memulai cara-cara kekerasan. Tapi kami juga tidak diam terhadap tindakan aksi premanisme,” Masinton menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *