Masinton Pasaribu Rela jadi Kambing di Kampung Sendiri, Meski Sudah Banteng di Perantauan

Bersama MAMA Wujudkan Tapteng Baru Naik Kelas

Masinton Pasaribu adalah seorang tokoh besar Indonesia kelahiran Tapteng, tepatnya di Desa Pasaribu Tobing, 11 Februari 1971 silam. Aktivis’98 yang dikenal sangat kritis, paling anti penindasan dan kesewenang-wenangan, serta paling menentang kejahatan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Masinton Pasaribu telah menjadi “Banteng” di perantauan. Politikus PDIP itu menjabat anggota DPR RI dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024. Bahkan, Masinton Pasaribu termasuk salah satu anggota DPR RI paling beken (populer).

Pada pemilihan kepala daerah 2024, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri menugaskan Masinton Pasaribu maju sebagai calon Bupati Tapteng berpasangan dengan Mahmud Effendi Lubis.

Proses pencalonan Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis (MAMA) sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng, jalannya tidaklah mudah.

Banyak sekali rintangan yang dihadapi, hingga akhirnya KPU Tapteng menetapkan pasangan MAMA sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng dengan nomor urut 2.

“Sebagai putra yang lahir di Pasaribu Tobing dan sukses di perantauan, saya terpanggil untuk membangun kampung halaman mewujudkan Tapteng Naik Kelas,” kata Masinton Pasaribu belum lama ini.

Masinton Pasaribu mengaku rela menjadi ‘Kambing’ di kampung sendiri, meski dia telah menjadi ‘Banteng’ di perantauan.

Ini bukan sekadar tentang pasangan Masinton-Mahmud (MAMA). Tetapi ini tentang masyarakat Tapteng yang ingin perubahan.

“Sejalan dengan itu, partai memberi tugas kepada saya untuk membangun kampung halaman. Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang melayani masyarakat, adil untuk semua,” kata Masinton Pasaribu.

Masinton Pasaribu mengungkap, sebenarnya gerakan masyarakat Tapteng menuju perubahan telah berlangsung sejak 2022 yang lalu.

Masyarakat secara konsisten bergerak dengan kesadaran bersama. Tanpa ada support biaya apa pun. Mereka terus bergerak dengan inisiatif masing-masing.

Gerakan menuju perubahan ini karena masyarakat sebenarnya sudah bosan dengan banyaknya praktik korupsi di Tapteng.

Masyarakat tidak merasakan dampak pembangunan apa pun, baik infrastruktur, fasilitas publik, kesehatan dan lainnya.

“Bahkan, anggaran kesehatan saja dikorupsi, bantuan operasional kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan masyarakat itu sedang disidik kejaksaan sekarang,” kata Masinton Pasaribu.

Artinya, masyarakat menilai dan merasa bahwa APBD Tapteng itu tidak mengcover kebutuhan masyarakat, karena APBD-nya telah dimonopoli oleh sekelompok orang yang berkuasa.

Apabila masyarakat memberikan mandat kepada pasangan MAMA menjadi pemimpin, maka akan terciptalah Tapteng Baru yang adil untuk semua dan Tapteng naik kelas.

“Kita akan menciptakan birokrasi pemerintahan yang efektif, melayani dengan adil untuk semua masyarakat, dan membangun untuk kemajuan Tapteng,” katanya.

ASN akan bekerja dengan nyaman, dekat dengan keluarganya, dan insentifnya juga ditambah agar mereka bekerja bagus dan sungguh-sungguh.

“Penempatan tugas harus berdasarkan basis prestasi kinerja. Kalau selama ini insentifnya kecil, bahkan dipotong atau disunat. Bersama MAMA, hal itu tidak akan terjadi lagi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *